Senin, 21 September 2015

Hik Solo

September ini saya di solo. Beberapa hari ini keluar malam saya semakin sering, tujuannya pasti hik (*sebutan angkringan di kota solo, bentuknya seperti gerobak sate pkl kaki lima, menjual berbagai makanan dan gorengan, umumnya masing-masing hik memiliki teh yang rasanya khas masing-masing, juga memiliki tempat lesehan untuk bercengkrama). Malam ini saya mampir ke hik depan radar solo, sudah ada bapak-bapak dan mas-mas yang lagi ngobrol ngalur ngidul.

Biasanya, selalu sih, saya pasti duduk sambil nguping pembicaraan sambil pesen teh panas dan ngambil beberapa gorengan. Biasanya pasti beberapa orang menyapa sambil memulai pembicaraan, kenal gak kenal kalo pas cocok pembicaraan jadi agak menyenangkan. Bisa di bilang situasi kaya gini bukan hanya keramahan kota solo, tapi sudah menjadi budaya, bahkan beberapa orang sengaja cuman nongkrong nyari temen ngobrol menghabiskan waktu bersantai.

Entah bapak siapa namanya, orangnya lumayan ramah. sambil nyruput teh hp yang di bawanya memutar tembang lawas.

"lah pak lagu apa itu" kata saya
bapaknya cuman senyum terus bilang "tembang lawasan mas, rekaman".
itu lagu tembang entah 80 an kali,jarang terdengar di kuping tapi menyenangkan.

Setelah itu bapak yang satunya masih agak muda sedikit bilang
"lah iki bapak e sing dagang gek teko, piro pak due ku teh 3 gorengan 2 rokok 2"
"limang ewu"
"tenan gak kwi aku teh telu lho"
"eh sek, oh iya 6000"
"hahahaha, terimo rugi jan pedagang. iki pak tambah kacang loro"

Hahaha percakapan absurd,saya cuman diem sambil senyum.beberapa waktu kemudian ketika saya udah mau bayar makan.

bapak yang tadi bayar bilang.
"pak duweku kabeh piro?"
"lah kan uwis bayar"
"urung to, aku iling og"
"uwes mau tambah kacang 2"
"opo iyo to? urung ketok e?"

apa-apaan ini sepertinya pikun sekali hahahaha, jelas-jelas tadi sudah bayar pak. haduh.

Yah dilain sisi solo makin berseri dan bersolek, ruas-ruas jalan utama sekarang makin banyak trotoar, tama-taman kecil dan tempat bersantai. alasan utama solo berbeda dri tempat lain yang saya kunjungi bukan karena solo lebih bagusatau indah dari yang lainnya ya tapi karena ketenangan bathin kalau jalan, atau bersantai.

Makin banyak kafe konsep juga di solo, walaupun begitu hik lebih ke pilihan untuk jagongan (*bahasa jawa untuk ngobrol gak jelas). untuk foto2 sih emang  bagusnya di kafe aja karena lebih keliatan eklusif, cuman kalo boat nenangin fikiran, ngobrol dan beberapa celoteh untuk mencari ide baru, hik pilihan yang tepat.

Mari jalan ke solo,
Beberapa hari lagi akhirnya saya balik ke batam lagi T.T
Oh iya kemarin sempetmampir ke Solo International performing Art sama Umbrela fest
Bye-bye sedikit tulisan setelah sekian lama

Sabtu, 04 April 2015

Nyanyian angin, Tentang kota dan masa kecil saya

"hoi-hoi angin lambong, hoi-hoi angin labong, hoi-hoi angin lambong, lambongkan lah pesawat di atas geteng"

Itu adalah bait-bait mantra yang kau temukan dikota kami, keluar dari mulut seorang anak kecil (saya dan teman-teman waktu itu). Fungsinya memang sedikit aneh, digunakan ketika benda2 seperti layangan dan pesawat-pesawatan kertas menyangkut diatas genting. mengucapkannya bersama-sama sampai angin menjatuhkannya.

Dulu, di daerah pontianak, rumah penduduk disana rata-rata gentingnya tak terlalu tinggi, termasuk perumahan kami. Jadi nyangutnya layangan atau benda lain yang diterbangkan ke genting maupun pohon adalah hal wajar, menunggunya jatuh dengan nyanyian angin adalah hal yang menyenangkan, apa lagi angin di sana terkenal tak tahu arah, kadang melambung ke kanan, kadang kekiri, cepat sekali berubah

***
Kalau musim angin biasanya hari selalu cerah, apa lagi sorenya, kadang saja tau-tau awan mendung datang. Tetap saja sore nanti, ramai anak2, kawan2 gang, atau teman-teman tetangga berkumpul di lapangan.

Aku suka kalau hari begini terus, penuh kawan-kawan, penuh layangan, penuh kesenangan, apa lagi sebagai penutup hari angin seperti membelai, awan tipis seperti asap rokok, warnanya seperti gambar crayon nur, orange, biru, kuning,ungu, indah sekali. Seandainya bisa, ingin juga sepanjang hari seperti ini saja ya.

Jam tiga memang masih panas, tapi kalau berhenti di bawah bayang-bayang rumah, angin pelan yang berhembus terasa sejuk. Sedikit demi sedikit melambungkan layangan buatan tangan.....

"Sedikit tulisan tentang kerinduan di masa kecil, terakhir kali aku kembali kesana, tak ada lagi yang seperti itu. Ps dan rental game menjalar. Ah apakah kesenangan itu sudah hilang, semoga saja tidak dan aku ingin kembali merasakannya."

Selasa, 31 Maret 2015

Saya Berbicara Personal Branding

"Menarik klien dengan Personal Branding"

Pas awal-awalnya saya masih belia dalam dunia kreatif, saya masih semangat-semangatnya ngikut sama yang namanya kegiatan komunitas, ataupun kumpul-kumpul temen sehobi juga. Awal saya mengenal branding saat itu masih awam sekali, pembahasan lebih lanjut pun masih sering terlontar ke perkara "personal branding".

Jaman itu, sampai saat ini juga maksud saya, bom bardir jejaring sosial masih kuat. Media mainstream tergeser fungsinya sedikit tergantikan samalaman facebook dan instagram, mempermudah para artist lokal menyebarkan karyanya secara sporadis dan militan, meraup fans sebanyak-banyaknya dari teman keteman dari link ke link. Al hasil sampai saat ini bahkan masih banyak yang bertahan dan mulai dikenal banyak orang.

Perlukah Personal Branding bagi seorang Artist?
Saya tidak yakin sepenting apa membangun personal branding bagi Artist lain, bagi saya itu adalah segalanya.

Banyak artist dengan kemampuan dan skill yang bagus harus jatuh, karena mereka tidak pernah bertemu dengan klien yang seharusnya, sebagian dari mereka yang mengakui kelemahan sebagai pemasar sudah pasti akan menyewa orang lain untuk
 menjualkan karyanya. 

Apa itu personal branding
Bagi kita yang di berikan nama sejak lahir, nama sebenarnya hanyalah julukan yang diberikan seseorang untuk mengidentifikasi. Sedangkan branding lebih tepatnya sebagai apa kita ingin di lihat, sebagai apa produk ingin di lihat, sebagai apa sesuatu ingin di kenal.

Personal branding di kalangan teman-teman saya kebanyakan bertujuan untuk menggaet calon klien, dengan memamerkan berbagai macam karya yang pernah mereka buat, di berbagai jejaring sosial, blog maupun devianart. Memperbanyak kenalan dan secara tidak langsung menanamkan nilai pada orang yang secara sengaja maupun tidak sengaja bertemu untuk percaya dengan kemampuan yang di milikinya.

Secara umum seperti itulah personal branding.

Mengarahkan Minat
Dengan banyaknya sampah informasi berhamburan di internet, bisa saja karya yang kita pajang hanya menjadi sebagian sampah data.

Jika kita menggunakan prinsip marketing yang baik, seharusnya kita menyediakan tempat tersendiri untuk feedback penikmat, membuat mereka dengan sukarela merekomendasikan karya kita pada teman-temannya yang lain

Setidaknya, "eh udah baca komik ini belum coba aja like fans pagenya di fb atau follow instagramnya".

Arahkan satu minat mereka ke satu tempat yang mudahh, dengan menggunakan akun instagram atau fasn page fb. dengan begitu kita setidaknya sudah mengikat sebagian minat mereka membesarkan branding anda.

Tips dan trik membangun Base jaringan dan branding 

1. Pergunakan sebaik-baiknya fanspage fb dan instagram sebagai ajang pamer karya, dua akun ini sangat berpengaruh, sedangkan blog dan deviantart sebagai situs minor saja.
2. Usahakan jangan memposting hal alai di fb pribadi kecuali itu untuk senda gurau.
3. Share lah tulisan tetang bidang yang digeluti, tips trik, pengalaman etc, (walaupun bukan milik sendiri) 
4. Selalu sisipkan halaman portofolio diblog.
5. Dengan yakin katakanlah siapa diri kita (about me), selalu sisipkan kontak yang bisa di hubungi.
Contoh
 "saya adalah jais seorang artis kelahiran pontianak, saat ini saya bekerja sebagai animator dan di waktu senggang menerima projek freelance untuk desain logo dan ilustrasi kaos. Beberapa hasil karya saya bisa di lihat di halaman portofolio, terima kasih telah berkunjung apabila ingin bertegur sapa dan memerlukan jasa saya silahkan hubungi XXXXXX"



Selasa, 17 Maret 2015

Sebuah Pos tentang Anugrah

Tidak semua orang diberikan anugrah sejak lahir, tapi kita semua bisa mengusahakannya

Saya sempat baca buku, tapi lupa buku apa, yang saya ingat kutipan yang diatas itu.Banyak yang mempermasalahkan keceradasan, termasuk saya dulunya. Semua insan tercipta sama, secara normal terlahir lengkap dengan kedua tangan, kaki, otak yang sempurna. ya itu normalnya, sebagian lagi saya bilang diberikan anugrah kecerdasan yang istimewa.

Berbicara masalah anugrah, maksud saya itu ya bawaan lahir,yang kadarnya sudah pasti gak bakalan bisa diutak atik lagi, seperti kecerdasan, lebih tepatnya bukan porsi otaknya yang lebih banyak, tetapi kemampuan neuron otaknya lebih cepat dari rata-rata manusia biasanya, kemampuan memilih warna (khusunya bagi wanita, memiliki kelebih nuntuk banyak membedakan warna" searcing aja do google kalo mau"), kemampuan menangkap nada, kemampuan merekam moment dan memvisualisasikan imajinasi.

Kemudian ada lagi anugrah tubuh yang lebih besar, suara yang dari sananya sudah merdu, atau ketampanan dan kecantikan yang luarbiasa. Itu sungguh anugrah, Kalo mau di asah sesuai kemampuannya, pasti skilnya mendewa. Itu pasti.

Temen saya si penyanyi

Saya sempat ya berbincang-bincang sama salah satu personel band indie, lebih tepatnya kawan main sih. Kadang karena tampang yang gak seberapa bagusnya, suara yang tak ada unik-uniknya, banyak penolakan dari temen. Bahkan sangat suram sekali bisa masuk jalur mainstream untuk recording lagu. "katanya dia" banyak akal-akalan kalo gak mau nyerah.

"Kalo gak bisa nyanyi pake suara bagus, coba aja buat lagu yang pas sama suara kita" petuahnya sih begitu, setelah bertahan lama, saya denger-denger sih ini tahun kelimanya band itu, sekarang malah tambah eksis, dan mulai dikenal. Dasarnya emang orangnya kreatif, pemasaran mamnggung pun gak pake cara biasa dan sempat rekaman pake dana indie.

"di situlah anugrah dari kemauan"

Temen saya si ilustration artist

Awalnya saya cuman kenal dari fb, setelah lulusan sma masih ngambang mau ngapa-ngapain saya banyak ikut kegiatan komunitas di solo. Lah kebetulan dari sana saya bertemu banyak temen. Ada orang yang bener-bener saya kagumi, inisialnya A saja :D.

Anak dkv salah satu perguruan tinggi di solo, "mas mbak, tidak semua orang yang kuliah di dkv itu bisa ngambar" kadang hanya ada yang memang senang saja sama yang namanya menggambar tapi anatominya bahkan garisnya sangat kacau sekali.

Lah ini mungkin kebetulan, untung saja hidup dijaman sekarang, dan dia ngambilnya jurusan desain grafis pula. Konsep sia A ini sangat matang sekali,walau gambarannya agak kacau, kalo di perbaiki sedikit di program pengolahan grafis seperti Coreldraw dan Ai. Serta mau  bereksperimen dengan warna hasilnya jadi luar biasa. Sekarang dia jadi ilustrator lebih tepatnya vektor artist. Dan sudah dikenal sampai manca negara.

"Disitulah anugrah dari ketekunan"


Mungkin saja bagi mereka yang telah diberikan anugrah harusnya bisa berbangga diri sudah selangkah lebih maju dari yang lainnya. Mampu dengan cepat menangkap moment dan membangun imajinasi yang utuh pasti sangat berharga bagi seniman 2D tapi bagi mereka yang biasa saja, masih banyak kesempatan untuk mengejar ketertinggalan dengan membangun konsep secara perlahan.

Bagi mereka yang suaranya bagus ataupun rupawan, mungkin saja itu modal awal yang bagus untuk memulai di industri tarik suara.

Di luar itu semua, anugrah manusia semuanya sama. Dapat diusahakan, dengan meningkatkan jam terbang maupun mnyisakan waktu luang untuk mengasah kemampuan. Serta eksekusi yang bagus, mengerti kemauan penikmat karya kita, bahkan kadang orang yang diberi anugrah bagus pun tersandung oleh penikmat. Anugrah bawaannya tak mampu menarik hati mereka.

Akhirnya sampai di sini dulu, sebuah artikel yang saya dedikasikan untuk diri saya sendiri. Agar lebih mau berjuang menciptakan karya yang bagus yang kadang juga malu pada skill gambar yang tak seberapa. Semoga saya juga jadi lebih tekun, dan berni meluangkan waktu lebih dari orang-orang disekitar saya yang memang sudah hebat dari sananya.

Selasa, 24 Februari 2015

Umil si samurai

"kekuatan jiwa dan pikiran, berpadu menjadi satu jurus. Ketenangan batin dan tatapan tajam, suatu waktu ia mengeluarkan ilmu rahasianya, memberikan booming yang menggila"

Sebut saja namanya umil, seorang samurai studio, tatapannya tajam dengan wajah cool. Kekuatan jari dan kelincahan tangan kanannya kadang menciptakan mukjizat yang super keren, belakangan ia mengeluarkan jurus, aku sempat takjub dibuatnya. Kegilaan dalam  kewarasan yang terukur.

Tau sonic boom ya, kalo belum liat silakan liat ini https://www.youtube.com/watch?v=Cfnya3soiPw itu salah satu link filmnya.

Belakangan saya secara tidak sengaja membuka file rahasia kehebatannya, Super duper keren, entah sejak berapa lama ia jadi sehebat itu. Si U ini salah satu animator distudio, kata para guru di sana, dia paling liar kalo dapat shot animasi tentang kegilaan, kekacauan, dan sesuatu di luar kewarasan. Di shot yang terbaru saya lihat ini, gila, bener-bener keren,kalau nanti hasilnya udah keluar sebagai filmnanti saya unggah di blog juga ah :D.....

"dan aku melihat kewajahnya, tatapan matanya, benar-benat penuh kegilaan"



Suatu waktu,eh tepatnya kemarin, gw nanya cara dia buat sedikit shake. Dia berenti sejenak dari layar komputer, tatapnya tajam, tiba-tiba saja rambutnya yang panjang seperti samurai entah kenapa terlihat terhembus angin *inikah aura?* ketika seluruh rambutnya mulai terurai ganas ia memulai percakapan "cuman gini sih is" kemampuan nya langsung diperagakan secepat kilat.

Gila keren abis
"oke mil makasih"

Dengan senyum keren dia cuman bilang "sama-sama is"

Akhiranya malamnya gw nyoba mati-matian jurus-jurus yang beliau ajarkan, tapi ternyata cukup mengecewakan, hasil dari pemula memang beda.

itulah perbedaan skill bung "suatu saat jika latihanku cukup, dan aku lumayan berkembang. Aku akan menantangmu duel kawan" Samurai dari studio.

Minggu, 08 Februari 2015

Cerita Tentang Teman

 "Semoga aku tetap melihatmu dari jauh"

Banyak hal terjadi dan berjalan ketika menginjakkan kaki di Studio animasi batam ini. Banyak hal menginspirasi dan orang-orang keren yang saya temui, banyak juga pengalaman mereka yang saya serap. Silih berganti juga orang-orang baru berdatangan, bersalaman, berkenalan, lalu saling berusaha mengerti dan berbincang ketika mulai jam makan siang.

Beberapa orang yang menurut saya sangat berkesan dan telah mengakhiri masa kerja mereka di sini seperti yudi yang menurut saya kemampuan modellingnya jauh di atas rata-rata seorang pemula, kemudian rizky dengan kemampuan membuat animasi yang patut di acungi jempol, lalu ekky dengan kisah uniknya dan sifat aneh di waktu luang makan siang, lalu gayus seorang madpainting artist yang kemampuannya mendewa (benar-benar gila) dan belakangan satu lagi teman saya Keke mengakhiri masa kerjanya di sini. Diantara sifat intovert saya yang agak parah (belakangan tes sekitas 45%, bertambah parah kalau mood saya buruk) dalam diam kadang saya benar-benar kagum dengan mereka.

Untuk terakhir si keke ya, saya belum benar-benar mengucapkan selamat jalan. ya sudahlah.

Cerita lain

Lain halnya dengan mereka yang berada di sini, awal saya masuk dan bekerja di industri animasi itu di MD animation. Sekarang kabarnya Si lekong (maaf namanya saya sensor kwkwkwkw), teman saya seangkatan pas masuk di MD jadi lead, gila bener terakhir kata-katanya yang gw inget "mas aku pokok e sesok bakalan dadi QC" (mas pokoknya nanti saya harus jadi QC) Dengan logat jawa dan suara lekongnya kwkwkw.

Terus aku sudah jadi apa?
ya sudahlah

oke semoga kita semua berhasil aamiin >,</. Dengan jalannya masing-masing aku yakin, kita semua tengah berusaha sekuat tenaga..

Kamis, 29 Januari 2015

Shift+drag

Minggu-minggu ini, saya balik lagi ke studio untuk memulai kerja rutin lagi guna mengisi buku tabungan yang makin menipis.

Saya heran sama shiro sama yang lainnya juga, cuman sekitar 2 bulan saya tinggal liburan skill mereka bertambah ngawu-ngawu plus ngafu2. Entah bagaimana mereka belajar, mungkin karena sering2nya lembur.

Bagi saya yang beranggapan peningkatan skill itu taji, mau gak mau ikut kebakar semangatnya. Akhirnya beberapa hari sebelum projek di mulai saya mulai rajin liat referensi, atau cuman sekedar baca ulang tips trik orang-orang handal, yang lebih keren lagi saya berencana ikut kursunya rongan arau Rini Sugiarto.

Beberapa hari terlewat, saya yakin ada sedikit peningkatan dalam memahami gerak dan impact. Sampai akhirnya saya aplikasikan di bagian shot yang saya terima minggu ini. Hingga suatu ketika

"mas tolong di cek" (maksudnya hasil kerjaan saya)
"oh udah bagus itu tinggal sedikit lagi"

akhirnya saya benerin sana sini biar lebih bagus
"mas tolong di cek lagi"
"oh iya" katanya
terus ngambil kursi ke komputer saya, tekan shift terus drag semua key yag udah saya buat, lalu Delete.

beberapa menit dia ngutak-ngatik kerjaan saya, akhirnya jadi.
"udah kirim yang ini aja, tadi kok di revisi malah makin jelek ya.

plak.... itu tadi kerjaan seharian cuman selesai beberapa menit sama lead..

Rasanya jadi sedikit suntuk.

Di Belakang layar
Belakang layar pembuatan animasi itu cukup ribet, untuk seharian (animasi serial televisi) masing-masing animator itu paling banyak ngerjain 200an frame kali, kadang 50 kadang 80 frame. tergantung kerumitan, mungkin aja pengerjaannya bisa lebih cepet atau lebih lama.

25 frame untuk setiap detik
Setiap satu detik bisa di hitung 25 frame, jadi kalo 10 detik itu 250 frame kalo satu menit berapa? satu jam berapa? Patokan ini biasanya berlaku di dunia perfilman baik animasi maupun live shot.

Setiap key yang animator biasanya itu berkisar 10 frame untuk gerakan lambat, 4 frame lumayan cepat, kadang bahkan 2 sampai 1 frame untuk memperhalus gerakan. Kerjaan seorang animator itu ya cuman nge key aja, ngunci setiap pose ke pose satunya, kemudian di diantaranya d kasih kuci lagi untuk memperhalus.

Jadi kira-kira untuk membuat gerakan doang, yang sepanjang 30 menit itu memerlukan kurang lebih 10 hari ( rough animation, belum final animation) dengan tenaga 100an animator. ini berlaku buat tayangan televisi sih bukan buat the movie, karena pastinya pengerjaannya lebih lama lagi.

10 hari sebenernya bukan apa-apa, pada kenyataannya masih ada proses rendering, editing, supervisi dari klien. Kalau di kalkulasikan seluruh produksi mungkin ada sebulanan kali ya :D.

Jangan bosan-bosannya dukung animasi lokal :D hahaha.
-.-
sayangnya saya ga buat animasi lokal sih ya, ya sudah lah.

Jumat, 02 Januari 2015

Jalan Malam di Pontianak

Minggu pertama saya pulang ke Pontianak adalah yang paling berkesan. Ada banyak wajah pontianak yang berubah, mulai dari alun-alun sampai pelebaran jalan, dari daerah yang  masih sepi hingga sekarang lumayan rame untuk melakukan tranksaksi perdagangan, secara tidak langsung saya menyukai suasana ini. Suasana kota tempat saya lahir terasa lebih hidup "ya itulah yang saya pikirkan".

Sesekali saya juga minta di ajak kawan lama jalan-jalan malam. Mulai dari tempat nongkrong malam (Kafe pinggir jalan) yang biasanya relatif bebas untuk nongkrong anak muda dengan beberapa pria-wanita paruh baya. Sampai tempat-tempat lain yang tak pernah saya pikirkan sebelumnya, yah terbesit pun tidak.

Kafe Malam Pinggir Jalan
Kafe malam biasanya hampir mirip "angkringan" di daerah jawa tengah atau DIY hanya saja konsepnya lebih modern lebih mirip diskotik tapi hanya tempat buat nongkrong, dengan lagu yang biasa di putar di diskotik dan menjual beberapa minuman dan makanan sebagai menu. Sepanjang jalan utama di pontianak banyak bertebaran.

Tidak bisa di bilang murah ya, tapi harganya sepadan dengan tempat yang diberikan untuk bercengkrama. Ketika pertama kali datang ada wanita lumayan cantik menyapa, saya  kira umuran emak-emak lah 35an "Pesan apa pren" katanya dengan sapaan akrab, Menu diberikan kita tinggal memilih.

Konsep nongkrongnya kental, yang paling banyak di jual di sini biasanya minuman dan rokok. Saya cukup pesan susu milo aja, kebetulan bukan perokok yang aktif ya.:D.

Boleh di bilang sih, rata-rata pengunjung bisa dibilang bukan orang baik (kecuali saya hehehe :D) tempat ini biasanya tempat ngumpul om2 sama tante2 juga. Bahan omongan juga relatif kasar ya dan kata "tabu" sepertinya hal biasa di sini. Tak jarang alkohol juga ada, walau pemilik kafe tidak menjualnya, mereka juga tidak melarang pembeli membawa sendiri bahkan kadang malah di ajak minum.

Kami cuman membeli minuman kecil saja mas mbak. Saya jelas gak mau ikut yang begini-beginian hahahaha :D, pencitraan anak baik gw keren jg.

Kafe terapung
Di lain malam saya memaksa teman minta di ajak ke kafe terapung. Dalam benak saya kata terapung itu lebih seperti kapal yang di jadikan kafe untuk bersantai sambil menikmati indahnya sungai kapuas.

Sekali saya datang, dalam hati saya kaget bukan kepalang. Boleh saya bilang, kalau di lihat dari luar itu lebih mirip diskotik atau rumah prostitusi. Lampu neon merah, biru, hijau lebih terlihat seperti tempat mesum ketimbang tempat bersantai.

Whatever...
Mungkin penampilan luar tak memperlihatkan yang sebenarnya bukan "Don't judgebook by the cover", saya melangkah masuk, sialnya....

Ini jelas bukan tempat baik, "diatas ada tempat juga is" kata teman saya "kalau bawa cewek bolehlah ke atas" katanya ketawa. Akhirnya kami berempat memutuskan duduk di bawah dekat sungai kapuas. Saya duduk, sambil bercengkrama sesekali teman saya menggoda wanita yang lewat, saya hanya ketawa.

Lagi-lagi di sini saya pesan milo.

Rata-rata yang saya lihat, mereka umumnya dating atau dalam tahap PDKT, gaya kota ceweknya saya gak nahan, lipstik bedak, eye shadow, bisa di bilang norak. Ini jadinya kalau berdandan tanpa mempertimbangkan kata pantas, menurut saya sih. yang jelas biasanya, mereka yang dandannya over itu masih dalam tahap PDKT.

Ya sudahlah, saya nikmati aja suasana malam ini.

Baci-banci mencari pelanggan
Oke, beberapa waktu bisa di bilang saya agak pulang malam, benar-benar malam sih, ya walau tidak sering. Gak enak juga bahas yang beginian di blog tapi apa salahnya berbagi sedikit dinamika masyarakat di Pontianak.

Dulu saat saya kecil, hal menyenangkan terbilang aneh yang saya lakukan adalah mengganggu banci di malam minggu. Tak pelak kadang ada adegan keja-kejaran.

sekarang saat saya melewati perjalanan pulang dari arah alun-alun pontianak ke arah pelabuhan pontianak, banyak banci-banci bertebaran. Awalnya saya kira itu wanita tulen ya, dress cara jalan dan rambut benar-benar menyerupai asli, sedihnya ini adalah kw super ckckckck.

Sekali lagi kalo menemui gerombolan seperti ini lebih baik abaikan saja, abaikan kawan, jika terpaksa berbicara, jawab saja alakadarnya dan jangan menghina. Bisa-bisa besok kamu masuk koran kota.

Entah alasan apa yang membuat pontianak banjir banciyang jelas dalam teori ekonomi "Penawaran itu selalu ada ketika ada permintaan".

Korem, Alun-alun pontianak

Saat menjelang malam sampai kira-kira tengah malam. Korem biasanya menjadi beberapa tujuan utama area jalan-jalan keluarga maupun dating.  Banyak pedagan kaki lima di sini.

Sayangnya saat saya sampai di sini, semua penjual sudah siap-siap menutup toko mereka. Perahu dari sebrang datang, menambat disamping, dan penjual bakso yang sudah menata kursi-kursi mereka menurunkannya. saya kira mereka orang sebrang sungai.

Sambil membereskan barang-barang, ada anak reggae yang berkumpul dan bernyanyi di sana, lumayan enak untuk menikmati sungai kapuas malam hari.

Yah mungkin sekian dulu, saya ngantuk hahahaha. Itu pontianak saat malam, di luar itu semua saat siang ada beberapa tempat yang bagus dan bisa direkomendasikan untuk keluarga.